Memasang Instalasi
Listrik Rumah Bertingkat
Tips ini sedikit berbagi ide memasang
instalasi listrik rumah bertingkat. Hal tersebut dikarenakan banyak sekali
instalasi listrik rumah bertingkat yang sangat susah dalam memperbaikinya.
Banyak sekali ditemui titik percabangan instalasi maupun pipa instalasinya
ditanam langsung dalam beton. Alasannya supaya tidak terganggu dari hal-hal
yang dapat merusak instalasi tersebut. Hal tersebut tentu saja ada benarnya,
akan tetapi perlu diingat bahwa lantai beton tempat menaruh saluran instalasi
akan sedikit banyak mempengaruhi kekuatan betonnya. Hal tersebut dikarenakan
adanya rongga didalamnya yang berasal dari pipa instalasi yang ditanam dan
rata2 pipa yang ditanam berupa peralon PVC atau bahasa "katroknya" peralon
plastik. Gak percaya... tanya tuh sama orang sipil... Itu alasan pertamanya.
Alasan yang kedua adalah karena akan susah dalam memperbaiki maupun jika akan
dilakukan penggantian kabel instalasi. Mengapa demikian..?
Yang pertama adalah jika suatu hal
dalam menanam pipa instalasi terjadi kebocoran pada pipa (ketika berlangsungnya
proses pengecoran) maka akan mengakibatkan campuran beton masuk kedalamnya
sehingga pada akhirnya pipa instalasi tersebut menjadi buntu alias tersumbat...
Yang kedua adalah jika sampai titik percabangan juga ditanam
pada beton. Coba bayangin sendiri... gimana coba cara nyambung kabelnya...
Diluar itu semua, paling sering dijumpai adalah yang empunya
rumah menggunakan kabel jenis NYM ataupun karena saking kayanya tu orang, instalasi
rumahnya menggunakan kabel jenis NYY dan menganggap penanaman didalam beton
tidak perlu menggunakan pipa instalasi.
kita lanjutkan. Berikut ide tips pada
pemasangan instalasi rumah bertingkat :
Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang
berbeda untuk tiap lantai.
Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai
atas(lantai 2,3,dst.) dapat diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam
tembok itu sendiri. Jika diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan jalur
tersebut terlindungi dengan baik. Anda bisa menggunakan pipa peralon atau bahan
lainnya yang tahan terhadap perubahan cuaca dan yang terpenting harus kedap
air. Gambar ilustrasinya baik di luar maupun didalam tembok terlihat seperti
gambar dibawah ini.
Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi
titik sambungnya. Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk saluran
menuju lampu penerangan, itupun juga jangan dicabangkan didalam beton jika
lampu penerangan tersebut dipasang paralel dengan lampu lainnya. Kita ambil
contoh denah sederhana dibawah ini.
maka ilustrasi gambar realisasi pemasangan yang tampak dari
depan akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
dan jika dilihat dari samping maka kotak sambung 1 atau kotak
sambung 2 yang menuju lampu akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
Perlu di ingat, pastikan pipa instalasi yang akan ditanam
dalam beton harus benar-benar tertutup rapat alias tidak ada kebocoran,
terutama pada daerah sambungan pipa. Gunakan isolasi pada sambungan pipa untuk
lebih melindungi dari kebocoran.
Satu hal lagi, jika anda merasa risi/kurang cocok dengan
penutup asli dari kotak sambung (emang jelek kok tutupnya.. apalagi untuk kotak
sambung yang bulat... garing bangettt...), anda bisa mengatur penanaman kotak
sambung sedikit lebih dalam dan membuat tutup modifikasi (seperti terlihat pada
gambar kotak sambung ke lampu diatas) yang terbuat dari kayu atau bahan lainya
sebagai penutup kotak sambung tersebut sehingga nantinya jika tembok dirapikan
akan terlihat rata. Jangan lupa diberi tanda kecil pada daerah tempat tutup
kotak sambung tersebut sehingga jika suatu saat akan memperbaiki tidak
kebingungan mencarinya.
Sistem Distribusi
Elektrikal
Published by isnanto at 23:22 under Elektrikal, Sistem Gedung
and tagged: listrik, sistem distribusi elektrikal
URAIAN SYSTEM
Yang dimaksud dengan sistem distribusi elektrikal adalah
suatu sistem yang didesain dan dibangun untuk memasok daya listrik bagi
sekelompok beban, dan hal tersebut merupakan suatu sistem yang cukup kompleks,
dimulai dari instalasi sumber / source sampai instalasi beban/load).Sesuai
dengan batasan, sistem distribusi elektrikal yang dibahas adalah instalasi
listrik dalam gedung, dengan pasokan tegangan menegah (TM) dari sumber PLN
dengan sumber cadangan dari genset.
PERALATAN UTAMA & FUNGSI
Peralatan utama sistem distribusi elektrikal terdiri dari :
1.Instalasi penyulang TM (20 kV)
Merupakan jaringan (kabel/busduct) penyalur tegangan menengah
dari gardu distribusi PLN ke peralatan TM di gardu pengguna.
2. MVMDB
Medium Voltage Main Distribution Board adalah panel switching
tegangan menengah yang berfungsi sebagi switcher dan pengendali daya TM di sisi
pengguna. Komponen utama yang perlu diperhatikan pada MVMDB antara lain :
a. Main CB/LBSMV
b. Fuse
c. Peralatan proteksi/safety devices
3. Transformator Distribusi
Transformator merupakan alat pengubah tegangan (up/down) yang
bekerja berdasarkan prinsip GGL induksi
dan mutual inductance. Dalam bahan ini
dibahas tentang step-down
transformer, untuk menurunkan tegangan jaringan 20kV ke tegangan
distribusi 220/380 V.
4. LVMDB
Low Voltage Main Distribution Board sebagai switcher tegangan
rendah ke masing-masing sub-panel di sisi beban.
5. Instalasi Penyulang TR
Instalasi ini berfungsi menyalurkan daya listrik tegangan
rendah dari LVMDB ke sub panel atau dari sub panel ke beban. Pemilihan jenis
saluran (kabel/busduct) tergantung dari posisi penempatan dan kapasitas
penyalurannya.
6. Sub Panel TR
Sub panel TR adalah panel-panel downstream yang langsung
berfungsi sebagai switcher, dan pengaman beban. Ada sub panel yang hanya
berfungsi sebagai switcher, tapi ada juga yang dilengkapi dengan aparat
pengaturan dan instrumentasi.
7. Beban / Load
Beban terhadap distribusi daya listrik dalam suatu bangunan
gedung umumnya dikelompokkan kedalam 2 kategori besar, yaitu :
a. Kelompok beban elektrikal / elektronik, yang antara lain
terdiri dari :
- Penerangan dan stop-kontak
- Sistem Pengindera Api atau Fire Alarm (FA)
- Sistem Tata Suara atau Sound System (SS)
- Sistem MATV dan CCTV
- Sistem Otomatisasi Bangunan (B.A.S.)
- Sistem Komunikasi Data
b. Kelompok beban Mekanikal ( dibahas terpisah )
DIAGRAM SYSTEM
JARINGAN ELEKTRIKAL DAN ELEKTRONIKA YANG MENUNJANG UTILITAS
BANGUNAN
Sistem distribusi elektrikal adalah suatu sistem yang
didesain dan dibangun untuk memasok daya listrik bagi sekelompok beban, dan hal
tersebut merupakan suatu sistem yang cukup kompleks, dimulai dari instalasi
sumber / source sampai instalasi beban/load).Sesuai dengan batasan, sistem
distribusi elektrikal yang dibahas adalah instalasi listrik dalam gedung,
dengan pasokan tegangan menegah (TM) dari sumber PLN dengan sumber cadangan
dari genset.
Sistem Elektrikal, terdiri dari :
1. Sistem Pembangkit Listrik
2. Sistem Penerangan / Tata Cahaya
3. Sistem Tata Suara (Sound Sistem)
4. Sistem Jaringan Telepon
5. Jaringan Kabel
Komputer/Data/Multimedia
6. Sistem Otomatisasi Bangunan
7. Sistem Instalasi Penangkal Petir
Dasar Instalasi Listrik
Listrik dihantarkan oleh kabel yang berfungsi sebagai konduktor.
Kabel yang digunakan beragam jenis dan dengan ukuran yang biasanya disesuaikan
dengan penggunaan tingkat tegangan yang perlu dihantarkan. Selanjutnya, kabel
diberi warna untuk membedakan bagi penggunanya dalam instalasi jaringan
listrik.
Sistem bisa menyeluruh mencakup semua perangkat elektronik,
bahkan sampai mengatur terang gelap dan sorot lampu, atau parsial (hanya
piranti elektronik tertentu seperti sistem lighting dan keamanan)
1. Sistem Pembangkit Listrik
Daya Listrik pada umumnya dipasok dari Pembangkit Tenaga
Listrik melalui jaringan kabel tegangan tinggi (TT, diatas 20.000 volt), yang
kemudian diturunkan menjadi tegangan menengah (TM, antara 1.000-20.000 volt)
dan tengangan rendah (TR, dibawah 1.000 volt)oleh trasformator yang ditempatkan
pada gardu-gardu listrik, seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1.A Pasokan Listrik ke Bangunan
Secara sederhana gambar di bawah ini menunjukan skematik dari
instalasi jaringan listrik baik yang berasal dari PLN maupun pembangkit
cadangan listrik (generator set) yang disiapkan manakala pasokan listrik untuk
bangunan yang berasal dari PLN terganggu.
Generator set adalah sebuah alat yang memproduksi energi
listrik dari sumber energi mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi
elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Generator
mendorong mutan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik
eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam
kabel lilitannya. Hal ini dapat dianalogikan dengan sebuah pompa air , yang
menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air didalamnya.
Gambar 1.B Diagram Tipikal Pasokan Listrik
Jika aliran listrik PLN terhenti, maka pasokan daya listrik
yang diambil dari pembangkit listrik cadangan (generator set), yang digerakan
dengan bantuan mesin disel. Genset diletakan dalam ruangan yang kedap suara,
agar suara yang ditimbulkan oleh mesin disel tidak mengganggu aktivitas dalam
bangunan.
Gambar 1.C Tipikal Pemasangan Pembangkit Listrik Cadangan
Pekerjaan Diesel Generator Set
1. Pengurusan dan penyambungan daya
listrik dari sumber Diesel Generator Set Sistem tegangan rendah (TR/TR) 400/230
Volt, model silent (Mobile).
2. Pengadaan, pemasangan dan
penyujian unit Diesel Generator Set lengkap dengan tanki mingguan dan harian.
3. Pengadaan, pemasangan dan
pengujian sistem listrik tegangan rendah lengkap dengan komponen-komponen panel
genset (AMF).
4. Pengadaan, pemasangan dan
pengujian type dan ukuran kabel tegangan rendah 400 V dari Panel Genset (AMF)
ke Panel Utama.
5. Pengadaan, pemasangan dan
pengujian type dan ukuran kabel kontrol 24V-DC dari Panel Genset (AMF) ke Panel
Utama.
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian seluruh sistem
pembumian pengaman untuk Netral Genset & Body Genset lengkap dengan bak
kontrol dan elektroda pembumian.
7. Pengadaan, pemasangan dan
pengujian seluruh sistem pemipaan bahan bakar solar dari tanki mingguan ke
tangki harian Diesel Genset lengkap dengan Pompa listrik dan manual, serta bak
kontrol.
8. Pengadaan dan pemasangan seluruh pekerjaan kontruksi untuk
unit Diesel Genset dan tanki mingguan lengkap dengan Pondasi galian tanah,
urugan tanah dan lainnya.
2. Sistem Penerangan / Tata Cahaya
Cahaya adalah suatu bentuk energi, radiasi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik yang mempunyai kecepatan 300.000 km/detik. Dari
sekian banyak gelombang elektromagnetik, hanya yang berada pada rentang waktu
tertentu saja yang berupa cahaya yang kasat mata.
Gambar 2.1 Pembagian Gelombang ElektroMagnetik
Warna yang terlihat pada benda-benda merupakan perwujudan
dari sinar yang terlihat oleh mata manusia, yang mempunyai panjang gelombang
antara 380-770 milimikron. Warna-warna tersebut memiliki panjang gelombang yang
berbeda.
Gambar 2.B Gelombang Berkas Sinar yang Kasat Mata
Table 1. Panjang Gelombang Warna Kasat Mata
Penerangan atau sistem tata cahaya yang digunakan pada
bangunan adalah menentukan tata letak lampu yang dapat memberikan kuat cahaya
pada bidang datar yang letaknya berada di sebelah bawah dari letak sumber
cahaya.
Dalam bangunan digunakan berbagai lampu. Secara umum
lampu-lampu di golongkan atas lampu pijar, lampu neon, lampu metal halida,
lampu merkuri dan lampu sodium.
Lampu-lampu tersebut dibedakan atas:
1. Konstruksi dan cara bekerjanya
2. Persyaratan untuk menyalakannya
3. Mutu cahaya yang dihasilkan oleh
lampu, termasuk warna cahaya
4. Efisiensi yang umumnya dinyatakan
dalam perbandingan antara lumen dan watt
5. Usia operasional lampu
3. Pekerjaan Kelistrikan
a. Pengurusan dan penyambungan daya
listrik PLN Sistem TM/TM 20 kVolt ke pihak PLN daerah setempat.
b. Pengurusan dan penyambungan daya
listrik PLN Sistem TR/TR 400/230 Volt ke pihak PLN daerah setempat.
c. Pengadaan dan pemasangan panel
utama tegangan menengah (TM) lengkap dengan komponen-komponen panelnya.
d. Pengadaan dan pemasangan
Transformator Stap-Up 20 kV/400 V, 50 Hz lengkap dengan komponen pengamanannya.
e. Pengadaan dan pemasangan seluruh
type dan ukuran kabel tegangan menengah 20 kV.
f. Pengadaan dan pemasangan seluruh
panel-panel tegangan rendah lengkap dengan komponen-komponen panelnya.
g. Pengadaan dan pemasangan seluruh
type dan ukuran kabel tegangan rendah 400/230 V.
h. Pengadaan dan pemasangan sistem
pembumian pengaman lengkap dengan bak kontrol dan elektroda pembumian.
i. Pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi penerangan dalam dan luar serta stop kontak lengkap dengan kabel
instalasi, isolasi penyambungan kabel, pipa pelindung kabel, junction box,
kotak saklar dan stop kontak, dan accessories lainnya.
j. Pengadaan dan pemasangan berbagai
jenis lampu penerangan, saklar, dan stop kontak.
k. Pengadaan dan pemasangan instalasi
listrik untuk AC dan Fan.
l. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi kelistrikan
yang terpasang.
Saklar
Saklar terdiri dari jenis diantaranya :
A. Saklar Sentuh
Saklar sentuh elektronik adalah suatu rangkaian elektronik
yang cukup sederhana yang berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan lampu,
dengan menggunakan rangkaian flip-flop pada IC 7400, maka hidup dan matinya
saklar
hanya dikontrol oleh plat sentuh saja.
Saklar sentuh ini dapat digunakan untuk menghidupkan atau mematikan
peralatan-peralatan listrik seperti TV, kipas Angin, Mixer, dan lainnya.
Pengoperasian saklr sentuh ini jauh lebuh sederhana dibandingkan dengan saklar
konvesional, yaitu hanya dengan memberikan sentuhan ringan saja pada suatu plat
logam yang disebut dengan plat sentuh.
B. Saklar Cahaya
Saklar Cahaya ini adalah suatu alat yang dapat membantu untuk
menyalakan atau mematkan lampu secara otomatis. Alat ini didasarkan pada kerja
resistor peka cahaya (LDR), begitu LDR tidak kena cahaya maka rangkaian akan
aktif dan lampu kakn menyala dan begitu pula sebaliknya apabula LDR terkena
cahaya maka lampu akan mati/padam, di dalam rangkaian saklar cahaya terdapat
trimpot yang berfungsi untuk mengatursesitifitas LDR terhadap cahaya yang
masuk. Sedangkan sebagai penanding menggunakan OP-AMP yang berfungsi sebagai
penyulut SCR yang melalui transistor atau disebut juga saklar otomatis,
rangkaian inilah yang merupakan rangkaian pengendali dari alatsaklar peka
cahaya.
4. Sistem Tata Suara
Jaringan tata suara pada bangunan biasanya digabungkan dengan
sistem keamanan, sistem tanda bahaya, dan sistem pengaturan waktu terpusat.
Sistem tata suara biasanya diintegrasikan sistem tanda
bahaya, sehingga bila terjadi kondisi darurat (kebakaran), sistem tanda bahaya
mendapatkan prioritas sinyal (signal) dari sistem tata suara untuk membunyikan
tanda bahaya (sirine) atau program panduan evakuasi ke seluruh bangunan.
Sistem tata suara untuk daeral lobby, koridor, area parkir,
dan ruang administrasi selain digunakan untuk panduan evakuasi, digunakan pula
untuk pemanggilan atau untuk keperluan program musik. Gambar di bawah ini dapat
memperlihatkan sistem jaringan tata suara.
Gambar 3.1 Jaringan Instalasi Tata Suara
Perencanaan tata suara tidak terlepas dari persyaratan
kebisingan yang disesuaikan dengan fungsi bangunan, agar rasa nyaman
penghuni/pengguna bangunan dapat tetap terpenuhi.
Table 2. Tingkat Kebisingan
Agar tata suara/informasi dan sumber suara dapat jelas
didengar oleh manusia normal, maka diperoleh persyaratan yang dirumuskan sebai
berikut:
Pekerjaan Tata Suara
1. Pengadaan dan pemasangan Unit
peralatan utama Tata Suara dan Car Call sistem lengkap dengan terminal box
utama (TBSSS).
2. Pengadaan dan pemasangan
terminal-terminal box Tata Suara (TBS).
3. Pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi, outlet microphone, antenna FM/AM, ceiling speaker, volume kontrol,
selektor zone, horn speaker, lengkap dengan jenis dan ukuran kabelnya, pipa
pelindung kabel, juntion box, dan accessories lainnya.
4. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi
Tata Suara yang terpasang.
5. Sistem Jaringan Telepon
Penggunaan jumlah telepon pada suatu bangunan pada umunya
tidak diketahui secara tepat dan oleh karenanya perlu dirancang secara Terpadu
dengan perancangan jaringan utilitas lainnya. Meskipun pada saat tahap
rancangan jumlah telepon sudah diketahui, pada kenyataanya masih sering terjadi
penambahan jumlah dan perubahan jaringan layanan telepon. Untuk maksud ini,
maka perncangan jumlah saluran telepon didasarkan pada prakiraan per satuan
luas lantai yang akan mempengaruji alokasi kebutuhan ruangan untuk kebutuhan :
1. layanan penerimaan telepon,
berikut panel utama telepon
2. saluran vertical (riser), pipa
saluran dan panel distribusi
3. lemari untukperlengkapan
telekomunikasi
4. lokasitempat penambahan sambungan
5. ruang peralatan untuk perlengkapan
khusus telekomunikasi
6. sistem distribusi termasuk pipa jaringan, kotak sambungan
di lantai, dan lain-lain
untuk dapat berfungsinya sistem telekomunikasi di dalam
bangunan, diperlukan saluran telepon dari telkom, yang mempunyai fasilitas
hubungan local (dalam kota), hubungan keluar interlokal (DDD- Domestic Direct
Dialling) atau hubungan keluar internasional (IDD-International Direct
Dialling).
Sistem dalam angunan dimulai dari saluran telkom ke fasilitas
PABX (Private Automatic Branch Exchange), selanjtnya dihubungkan ke kotak induk
(MDF- Main Distribution Frame). Melalui kabel distribusi (DC- Distribution
Cable) jaringan
telepon disebarkan ke kotak
terminal(JB- Junction Box) yang ada tiap lantai bangunan. Drti kotak terminal
ini jaringan telepon diteruskan ke setiap pesawat telepon.
Instalasi jaringan telepon meggunakan kabel berisolasi
plastic yang dimasukkan dalam pipa PVC.
Gambar 4.1 Jaringan Instalasi Komunikasi
dalam Bangunan
Pekerjaan Telepon
1. Pengurusan dan penyambungan line telepon ke pihak
PT.Telkom daerah setempat.
2. Pengadaan dan pemasangan Unit
peralatan utama PABX lengkap dengan terminal box utama (TBU-PABX).
3. Pengadaan dan pemasangan
terminal-terminal box telepon (TBT).
4. Pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi outlet telepon lengkap dengan jenis dan ukuran kabelnya, pipa
pelindung kabel, kotak untuk outlet telepon, junction box, dan accessories
lainnya.
5. Pengadaan dan pemasangan jenis
pesawat telepon digital dan analog.
6. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi telepon yang
terpasang.
6. Jaringan Kabel Komputer/Data/Multimedia
Adanya server computer memungkinkan disajikannya pelayanan
yang beragam dalam suatu bangunan, antara lain untuk keperluan ruang kerja
(Work station) dengan penggunakan computer personal (PC- Perconal computer),
untuk layanan jaringan local (LAN- Local Area Network) dengan beberapa terminal
dan printer , untuk telecopier dan facsimile, untuk dihubungkan dengan pesawat
telepon ataupun untuk pengendalian lingkungan dan keselamatan.
Gambar 5.1 Konfigurasi Layanan Jaringan Komputer
Selanjutnya, dengan bantuan modern, V-sat, atau antenna
microwave, sistem computer/data/multimedia pada suatu bangunan dihubungkan
dengan jaringan eksternal melalui provider atau fasilitas satelit.
7. Sistem Otomatisasi Bangunan
Sistem otomasi bangunan (BAS- Building Automation Sistem)
diintegrasikan dalam suatu sistem bngunan pinta. Integtrasi sistem dari
bangunan pintar ini memberikan secara maya penghuni/pengguna bangunan semua
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sutu lingkungan kantor yang modern, seperti
:
1. telepon dan integrasinya dengan
ruang kerja
2. computer personal
3. proses pembuatan teks dan tulisan
4. perintah/pesan, baik berupa suara
maupun dalam bentuk elektronik
5. facsimile
6. aksas data melalui jaringan
computer
7. teks video
8. konperensi jarak jauh
8. Sistem Instalasi Penangkal Petir
Petir merupakan suatu gejala listrik di atmosfer yang timbul
bila terjadi banyak kondensasi dari uap air dan ada arus udara naik yanga kuat.
Instalasi penangakal petir adalah suatu sistem dengan
komponen-komponen dan peralatan-peralatan secara keselurujan berfungsi untuk
menangkal petir dan menyalurkannya ke tanah. Sistem tersebut harus dipasang
sedemikian rupa sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau
benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir baik secara
langsung atau tidak langsung.
Komponen-komponen dari penangkal petir yang nantinya perlu
diadakan pengecekan dan perawatan :
1. Penangkap petir adalah penghantar-penghantar di atas
bangunan yang berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan mendatar.
2. Penghantar penyalur utama adalah
penghantar dari logam dengan luas penampang serta bahan tertentu yang berfungsi
untuk menyalurkan arus petir ke tanah.
3. penghantar pembantu adalah semua
penghantar lainnya yang dimanfaatkan sebagai pembantu penyalur arus petir,
misalnya pipa air hujan dari logam konstruksi logam dari bagian bangunan.
4. Penghantar hubung adalah
penghantar dari logam yang menghubungkan masing-masing penangkap petir atau
dengan bagunan-bagunan logam di dalam atau di dalam bangunan.
5. Terminal hubung adalah suatu
dudukan dari logam yang berfungsi sebagai titik hubung bersama dari beberapa
penghantar penyalur dan benda logam lain yang akan dibumikan.
6. Sambungan ukur adalah sambungan
listrik antara penghantar penyalur dengan pengebumian dengan cara menyambung
yang dapat dilepas untuk pengukuran besar tahanan penghantar dan tahanan
pengebumian.
7. Pengebumian adalah electrode dari logam yang ditanam
didalam tanah yang berfungsi untuk menyebarkan arus petir ke tanah, dapat berupa
electrode pita, batang, atau plat.
Besarnya kebutuhan suatu bangunan akan instalasi penangkal
petir, ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang
ditimbulkan bila bangunan tersebut tersambar petir. Besarnya kebutuhan itu
dapat diperhitungkan secara empiris berdasarkan indeks-indeks yang menyatakan
faktor-faktor tertentu
Gambarnya kenapa kosong ya ? (Gak ada gambar di dalam kotak)
BalasHapussepertinya kita sama
Hapusterimakasih banyak untuk artikelnya, sangat bermanfaat sekali, juga sangat berguna untuk semuanya. .
BalasHapussalam kenlal dari kami rajalistrik.com
terimakasih
terimakasih banyak atas infonya gan
BalasHapussalam Rajalistrik.com
tak ada gambarnya knp ya?
BalasHapus